JAKARTA, KOMPAS.com – Olok-olok atau ejekan terhadap masyarakat Batak dan Presiden Joko Widodo (Jokowi), yg diduga diunggah oleh akun Fb Nunik Wulandari II dan Andi Redani Putribangsa, disebut sebagai bentuk ketidaktahuan budaya. Solusinya pun, sebaiknya tak harus segera menempuh jalur hukum.
Pendapat itu diungkap Direktur Eksekutif ICT Watch, Donny B.U. ketika dihubungi oleh KompasTekno, Kamis (25/eight/2016).
“Kalau dibilang menghina Jokowi, dengan menyebut pakaiannya yg aneh dan semua macam, ya menurut saya, itu mampu berasal dari kebodohan atau ketidaktahuan mulai kekayaan dan keberagaman budaya kita,” terangnya.
Meski berasal dari ketidaktahuan, imbuh Donny, bukan berarti bahwa pelaku harus dilepas tanpa hukuman. Mereka tetap harus mendapatkan konsekuensi atas perbuatan itu dalam bentuk yg lebih membangun, tak dengan cara segera menempuh jalur hukum.
“Kasih pelajaran mungkin perlu, tetapi tak serampangan juga. Mungkin ada baiknya sebelum menempuh jalur hukum ya dipanggil. Tanyakan maksudnya apa. Kalau ternyata mau mengolok-olok seluruh macam, sebaiknya ya minta maaf ke publik lewat medium yg dia pakai,” terang Donny.
“(Cara ini) Lebih enak. Publik jadi terdidik bahwa ada jalur yang lain selain pidana. Lalu apakah akunnya perlu ditutup atau delete, itu soal nanti. Biarkan dia ngomong, kasih tahu salahnya, dan dia minta maaf ke publik. Followers-nya pun jadi tau tindakan itu ada konsekuensinya,” imbuhnya.
Donny tidak memungkiri konten yg dimuat dalam akun Fb Nunik Wulandari II dan Andi Redani Putribangsa rentan terhadap tafsir penghinaan. Hanya saja, seandainya memang ada unsur penghinaan, maka arahnya adalah Jokowi sebagai pribadi.
“Kalau melaporkan sebagai pencemaran nama baik atas suatu adat atau golongan ya rasanya tak pas, karena (akun Fb) itu mengacu pada individu,” ujarnya.
Donny pun menyarankan agar pengguna media sosial berpikir lebih lalu sebelum posting.
“Assume earlier than posting, karena orang kan mentang-mentang pakai sosial media, gadget, seoalah tak berhadapan segera dengan yg bersangkutan. Merasa tak ada konsekuensi.”
Sebelumnya, media sosial sempat ramai karena akun Fb Nunik Wulandari II dan Andi Redani Putribangsa dilaporkan ke polisi akibat dugaan penghinaan terhadap Presiden Jokowi dan masyarakat Batak.
Kedua akun tersebut, secara spesifik mengunggah foto Presiden Jokowi ketika mengenakan pakaian adat Batak Toba (Samosir) dan menyematkan komentar bernada olok-olok atau ejekan. Pakaian tersebut memiliki ciri khas berupa topi dengan rumbai-rumbai benang putih di sisi kanan dan kiri.
Sumber:
http://tekno.kompas.com/learn/2016/08/25/16180057/olok-olok.baju.batak.jokowi.bentuk.ketidaktahuan.budaya
No associated submit!