SEOUL, KOMPAS.com – Indonesia adalah negeri ribuan pulau yg terbentang dari Sabang sampai Merauke. Masyarakatnya memiliki budaya yg beraneka ragam. Hal ini ternyata menghasilkan tantangan tersendiri dalam memasarkan produk digital equipment alias rumah tangga elektronik.
“Di mata kami, Indonesia itu seperti lima negara yg digabungkan. Masyarakatnya sangat beraneka rupa, beda daerah atau beda komunitas, beda juga budayanya. Kami mesti pintar-pintar menyesuaikan cara pemasaran produk,” ujar Direktur Gross sales and Advertising grup Digital Home equipment Samsung Electronics, Eunjou Min ketika KompasTekno mengunjungi kantornya di kawasan perkantoran Samsung Digital Metropolis di kota Suwon, Korea Selatan, Jumat (22/7/2016) lalu.
Min berkisah, suatu saat Samsung mengadakan kampanye pemasaran skala nasional di Indonesia dengan menggelontorkan finances besar-besaran. Tapi ternyata hasilnya memble karena ternyata daerah-daerah di Tanah Air memberikan respons berbeda.
Dia mencontohkan komunitas Tionghoa di dua wilayah yg merayakan Imlek, tetapi tak demikian halnya dengan anggota masyarakat yang lain di luar itu. Demikian juga, komunitas-komunitas yang lain pun memiliki perayaan dan budaya berbeda.
“Belajar dari sana, kita menyesuaikan strategi bagi masing-masing daerah. Tak mampu dipukul rata semuanya. Kalau Vietnam dapat dibagi menjadi tiga daerah, Indonesia itu seperti delapan,” kata Min memberi perbandingan.
Selain itu, ada juga faktor yang lain yg turut memengaruhi strategi Samsung di Indonesia, seperti perbedaan harga yg lumayan jauh antar wilayah karena ongkos logistik, juga ukuran rumah konsumen yg relatif tak begitu besar sehingga menyebabkan masyarakat lebih menyukai perabot berukuran kecil.

Secara umum, Min menyampaikan konsumen Indonesia cenderung memilih perabot elektronik yg terjangkau dan hemat daya.
Samsung pun mesti berkompromi demi mengirit listrik perangkat. Ini disebutnya bertolak belakang dengan negara yang lain di kawasan Asia, misalnya Taiwan.
“Kalau di sana, konsumen senang perabot yg serba besar. Seperti orang Amerika saja, lebih besar dianggap lebih baik.”
Sumber:
http://tekno.kompas.com/learn/2016/07/25/18140057/Samsung.Indonesia.Itu.Seperti.Lima.Negara.Digabungkan
No associated submit!